Review Jenis-jenis Lem Untuk Berbagai Kebutuhan
Jenis-jenis lem –
Lem adalah salah satu bahan perekat yang memiliki peran penting dalam berbagai
kebutuhan sehari-hari. Mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga industri,
penggunaan lem sangatlah beragam.
Berbagai jenis lem hadir untuk memenuhi kebutuhan spesifik,
menyesuaikan dengan material yang akan diikat, lingkungan penggunaan, dan
kekuatan perekatan yang diperlukan.
Setidaknya ada beberapa jenis lem yang paling umum digunakan
dengan karakteristiknya tersendiri.
Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai
jenis-jenis lem, yuk kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.
5 Jenis Paling Umum
1. Lem Kayu
Jenis lem ini dirancang khusus untuk merekatkan material
kayu. Lem kayu memiliki formula yang memungkinkan perekatan yang kuat dan tahan
terhadap tekanan serta kelembaban.
Komponen dalam lem kayu memberikan daya tahan yang baik
terhadap perubahan suhu dan kondisi lingkungan.
Kelebihan lainnya adalah daya rekat yang kuat pada kayu
keras dan lunak serta kemampuan untuk mengisi celah-celah kecil dalam kayu.
Baca juga: Ini Dia Obat Hama Kayu yang Paling Ampuh
2. Lem Kertas (PVA)
Lem PVA adalah salah satu jenis lem yang paling umum
digunakan dalam kegiatan kerajinan, sekolah, dan kantor. Biasanya digunakan
untuk merekatkan kertas, karton, dan bahan serat lainnya.
Lem ini memiliki daya rekat yang baik pada bahan porous
seperti kertas, namun kurang efektif untuk material non-porous.
Fleksibilitas, keamanan, dan waktu pengeringan yang cepat
menjadi keunggulan dari lem PVA ini.
3. Super Lem Cyanoacrylate
Lem jenis ini dikenal karena kecepatan dalam proses
pengeringannya. Super lem biasanya digunakan untuk merekatkan bahan non-porous
seperti kaca, plastik, logam, dan karet.
Kekuatannya yang tinggi membuatnya cocok untuk penggunaan di
industri dan perbaikan barang-barang yang memerlukan perekatan kuat dalam waktu
singkat.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan super lem memerlukan
kehati-hatian karena sifatnya yang cepat merekat.
4. Lem Epoksi (Epoxy)
Lem epoksi terdiri dari dua komponen yang harus dicampur
sebelum penggunaan. Biasanya terdiri dari resin dan pengeras.
Lem ini menawarkan perekatan yang sangat kuat pada berbagai
material seperti logam, kaca, kayu, dan beberapa jenis plastik.
Kelebihan utamanya adalah ketahanannya terhadap kondisi
ekstrem, kelembaban, dan kimia. Lem epoksi juga tahan terhadap tekanan dan bisa
digunakan untuk merekatkan permukaan yang berbeda jenis.
5. Lem Karet (Contact Cement)
Lem karet cocok untuk merekatkan material karet, karet busa,
kulit, dan beberapa plastik. Salah satu keunggulan utamanya adalah kemampuannya
untuk merekatkan permukaan yang besar atau besar-besaran.
Proses aplikasinya melibatkan penyebaran lem pada kedua
permukaan yang akan diikat, kemudian dibiarkan hingga lem menjadi lengket
sebelum kedua permukaan disatukan. Lem karet umumnya tahan terhadap suhu tinggi
dan tahan lama.
Catatan:
Memilih jenis lem yang tepat sangatlah penting untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam perekatan material.
Faktor seperti jenis material yang akan diikat, lingkungan
penggunaan, kekuatan perekatan yang dibutuhkan, serta waktu dan proses aplikasi
menjadi pertimbangan utama dalam memilih jenis lem yang sesuai.
Dengan berbagai macam jenis lem yang tersedia, penting untuk
memahami karakteristik dan keunggulan masing-masing agar dapat memilih lem yang
paling cocok untuk kebutuhan spesifik.
Faktor-faktor yang Dapat Mengurangi Daya Rekat Pada Lem
* Permukaan Objek yang Tidak Bersih
Permukaan yang akan direkatkan harus bersih dari debu,
minyak, atau kotoran lainnya.
Kotoran tersebut dapat menghalangi kontak langsung antara
lem dan material yang akan direkatkan, sehingga mengurangi daya rekat.
Persiapan permukaan yang kurang optimal bisa menjadi
penyebab utama kegagalan perekatan.
* Kondisi Lingkungan yang Lembab
Lem sering kali memerlukan kondisi lingkungan yang tepat
untuk pengeringan dan perekatan yang optimal.
Kelembaban udara yang tinggi dapat memperlambat proses
pengeringan lem, sehingga mengurangi daya rekatnya. Begitu pula dengan suhu
yang terlalu rendah, yang juga dapat memengaruhi kinerja lem.
* Penyimpanan Lem yang Terlalu Lama
Lem yang disimpan dalam jangka waktu yang lama cenderung
mengalami degradasi. Komponen-komponen dalam lem bisa mengalami perubahan
struktural.
sehingga mengurangi kemampuan perekatannya. Penting untuk
memperhatikan tanggal kedaluwarsa atau umur simpan lem untuk memastikan
kualitasnya masih optimal.
* Kurangnya Kuantitas Atau Penyebaran Lem yang Tak Merata
Penggunaan lem dalam jumlah yang kurang atau penyebaran lem
yang tidak merata pada kedua permukaan yang akan direkatkan dapat mengurangi
efektivitas perekatan.
Penggunaan lem dalam jumlah yang pas serta penyebaran yang
merata akan membantu menciptakan kontak yang lebih baik antara material yang
direkatkan.
* Pemilihan Lem yang Tak Sesuai Dengan Jenis Material
Setiap jenis lem memiliki karakteristik dan keunggulan yang
berbeda. Penggunaan lem yang tidak sesuai dengan jenis material yang akan
direkatkan bisa mengurangi daya rekat.
Misalnya, penggunaan lem kertas yang tidak cocok untuk
material kayu.
* Penggunaan Lem Pada Suhu yang Tidak Tepat
Beberapa jenis lem memerlukan suhu tertentu agar bisa
bekerja secara optimal. Penggunaan lem pada suhu yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah dari yang direkomendasikan bisa mengurangi kinerjanya.
Lem pada suhu yang tidak tepat dapat mengalami pengeringan
yang terlalu cepat atau lambat, sehingga mengurangi daya rekatnya.
* Lem yang Sudah Kadaluarsa
Lem yang telah melewati masa kedaluwarsa mungkin tidak
memiliki daya rekat yang sama seperti saat baru diproduksi.
Bahan-bahan dalam lem dapat mengalami degradasi seiring
waktu, sehingga kemampuan perekatannya pun menurun.
Kesimpulan:
Daya rekat pada lem bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari persiapan permukaan yang kurang optimal, kondisi lingkungan yang tidak sesuai, hingga pemilihan lem yang tidak
tepat untuk jenis material yang akan direkatkan.
Penting untuk memperhatikan kondisi dan persiapan yang tepat
serta memilih lem yang sesuai untuk memastikan perekatan yang kuat dan tahan
lama.
Dengan memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya
rekat lem, kamu dapat meningkatkan efektivitas perekatan dalam berbagai aplikasi.