Berikut Cara yang Benar Dalam Proses Finishing Kayu
Cara finishing kayu – Kayu yang selama ini kita ketahui
merupakan salah satu material alami yang kerap digunakan untuk berbagai
kebutuhan. Ya, mulai dari konstruksi bangunan, furniture, mebel, kerajinan
tangan, dan masih banyak lagi.
Hal itu menandakan bahwa kayu memiliki sifat yang feksibel
sehingga membuatnya cocok digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Istilah finishing pun menjadi salah satu kegiatan yang tak
bisa dilepaskan dalam industri perkayuan. Lantas, apa yang dimaksud dengan
finishing?
Mengenal Istilah Finishing Kayu
Pada dasarnya fungsi utama dari proses finishing ini
bertujuan untuk memperindah tampilan kayu, entah itu dari segi warna maupun
seratnya. Selain itu, bahkan proses finishing juga bisa memberikan perlindungan
pada permukaan kayu agar tahan terhadap factor suhu dan cuaca.
Adapun mengenai bahan yang paling banyak diaplikasikan untuk
proses finishing itu adalah yang berbasis oilbased. Soalnya, bahan tersebut
mempunyai konsep serta cara penggunaan yang terbilang cukup mudah.
Langkah-langkah Proses Finishing Kayu
1. Tahap Sanding
Pada tahapan pertama proses finishing kayu, maka harus
dilakukan sanding atau pengamplasan. Mengapa demikian? Ya, hal tersebut
bertujuan untuk membuat permukaan kayu tampak lebih mulus dan halus.
Dengan cara ini, maka serat-serat kayu yang tadinya tegak ke
atas permukaan menjadi hilang. Bukan hanya itu, proses pengamplasan juga bisa
menumpulkan bagian ujung kayu yang tadinya meruncing.
Untuk tahapan tersebut, maka kita harus mengamplas semua
permukaan kayu dengan hasil yang maksimal untuk memudahkan proses berikutnya.
Adapun ukuran kertas amplas yang harus kamu gunakan untuk proses sanding, mulai
dari 120 hingga 240.
Baca juga: Ingin Buat Tempat Tidur Dari Palet Kayu? Begini Caranya
2. Tahap Wood Filler
Pada dasarnya, Wood Filler merupakan sebuah proses untuk
menutupi lubang cacat ketika pengerjaan serta menutupi pori-pori yang terlalu
lebar pada kayu.
Dalam tahapan tersebut, kamu hanya perlu menyiapkan warna
dari wood filler yang hampir serupa dengan warna akhir maupun warna kayu yang
akan diberi finishing. Jika proses pengerjaannya sudah selesai, maka tampilan
kayu akan tampak lebih rata dari sebelumnya.
3. Tahap Staining
Tahap Staining merupakan proses berupa pemberian warna yang
dilakukan dengan menggunakan alat semprot. Dengan kata lain, pemberian warna
dengan alat semprot ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah base coat.
Jika sudah demikian, nanti cara pengaplikasiannya akan
dilakukan melalui metode wipping. Kendati demikian, ada juga sebagian orang
yang melakukannya dengan mencampurkan bahan base coat dengan wood stain.
Namun, kedua cara
tersebut tergantung pada hasil warna akhir seperti apakah yang kamu inginkan.
4. Tahap Sealer
Tahap sealer merupakan proses pengisian lapisan pelindung
warna yang nanti dilakukan dengan menggunakan spray. Pada dasarnya, proses
sealer ini masih termasuk kedalam proses coating, sehingga setelah selesai kamu
pun harus melakukan proses pengamplasan dari sealer tersebut.
5. Tahap Glazing & Top Coat
Tahap Glazing & Top Coat umumnya akan dilakukan secara
berurutan. Untuk yang pertama adalah proses glazing, yang mana kita harus
menambahkan kedalaman ketika dimulainya pewarnaan. Namun, cara ini bisa memakan
waktu yang cukup lama, terlebih ketika proses pengeringan glaze tersebut.
Adapun tahapan kedua yang berupa top coat, yakni lapisan
paling atas yang disarankan untuk tidak mencampurkan dengan warna lain. Lebih
tepatnya lagi, kamu hanya perlu menggunakan viskositas yang bertekstur lebih
encer.
Pasalnya, hal tersebut dikarenakan jenis top coat yang satu
ini bisa dilakukan lebih dari satu kali. Jika semuanya sudah selesai dilakukan,
selanjutnya harus dilakukan sanding kembali dengan menggunakan kertas gosok
yang sudah diberi air.
6. Tahap Polishing dan Compound
Tahapan terakhir dalam finishing kayu adalah Proses
Polishing dan Compound. Proses ini merupakan bagian yang harus dijaga kualitas
kayunya secara keseluruhan.
Terutama ketika menggosok permukaan kayu, maka kamu harus
menggunakan satu arah saat proses finishing, entah itu compound maupun
polishing. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya kamu menggunakan
kertas amplas yang berukuran P240 – P320.
Apa yang Dimaksud Dengan Pernis dan Plitur?
Selain berbagai tahapan yang sudah disebutkan pada ulasan
diatas tadi, ternyata masih banyak lagi istilah lainnya yang juga tak lepas
dalam industri perkayuan, seperti halnya pernis (varnish) dan plitur (politur).
Akan tetapi, banyak masyarakat awam yang beranggapan bahwa pernis
dan plitur itu adalah hal yang serupa. Padahal, antara pernis dengan plitur
memiliki berbagai perbedaan yang cukup signifikan. Lantas, hal apa saja yang
menjadi pembedanya?
Baca Selengkapnya: Perbedaan Pernis Dengan Plitur
Demikianlah ulasan singkat mengenai berbagai tahapan
finishing kayu, sehingga bisa kamu jadikan sebagai bahan referensi saat hendak
melakukan finishing terhadap material kayu.